Foto: Demo mahasiswa Universitas Hasanuddin di Fly Over Makassar. (Muhammad Habib Harun/Maritimnews.co)
Makassar - Ribuan mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar unjuk rasa di kawasan Fly Over, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sabtu (30/8/2025) sore. Demonstrasi ini menjadi bentuk protes keras terhadap institusi kepolisian setelah insiden tragis yang menewaskan pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, usai dilindas mobil rantis barracuda milik Brimob.
Pantauan Maritimnews.co di lokasi, massa aksi yang tergabung Aliansi Unhas Bersatu memblokade ruas jalan. Mereka juga membentangkan spanduk berisi kecaman terhadap aparat kepolisian serta kebijakan pemerintah, khususnya kenaikan bayaran anggota DPR RI.
"Kami mengecam penuh aksi-aksi represif yang dilakukan oleh polisi saat ini," teriak salah seorang orator dari atas mobil komando.
Mahasiswa dalam orasinya menyoroti kian menguatnya keresahan rakyat akibat negara yang dianggap abai terhadap mandat konstitusi. Mereka menilai aparat penegak hukum justru tampil sebagai alat kekuasaan yang represif, yang mengakibatkan krisis kedaulatan.
"Aksi kita ini terkonsolidasi, ini akibat keresahan masyarakat terhadap seluruh instrumen pemerintah yang ada saat ini. Mulai dari kebijakan hingga cara mereka memperlakukan rakyat," kata orator lainnya.
Selain orasi secara bergantian, ribuan mahasiswa berjaket almamater merah itu juga melantunkan lagu-lagu yang menyindir keras institusi kepolisian dan DPR. Mereka menilai para anggota kedua institusi ini mengalami krisis moral dan kemanusiaan.
Berikut 8 Tuntutan Aliansi Unhas Bersatu.
1. Represivitas aparat: Adili tersangka penabrakan massa aksi dan lakukan reformasi aparat kepolisian.
2. Tunjangan DPR: Evaluasi alokasi dana DPR.
3. Bara-Baraya: Pertahankan ruang hidup warga Bara-Baraya yang terancam oleh kebijakan eksploitatif.
4. PBB-P2: Kaji lebih dalam mengenai klasterisasi pajak dan lakukan evaluasi TKD.
5. RUU Perampasan Aset: Segera sahkan sebagai instrumen pemberantasan korupsi.
6. Program MBG: Tolak program MBG yang dinilai tidak berpihak kepada kepentingan rakyat.
7. Tambang ilegal: Tertibkan tambang ilegal yang merusak lingkungan, menyingkirkan masyarakat adat, dan merugikan negara.
8. Pendidikan gratis: Optimalkan akses pendidikan gratis bagi seluruh rakyat tanpa diskriminasi.

Sementara itu, Rektor Unhas, Jamaluddin Jompa melalui Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan menerbitkan maklumat resmi, Sabtu (30/8) sebagai sikap resmi kampus terkait perkembangan kondisi kebangsaan kini.
Dalam maklumat tersebut, Jamaluddin menyatakan dukungan penuh terhadap tuntutan masyarakat untuk penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan tata kelola pemerintahan yang bersih. Ia menilai langkah itu harus dijalankan sesuai konstitusi agar kepercayaan publik tetap terjaga.
Ia juga meminta oknum aparat yang terlibat dalam kekerasan hingga mengakibatkan kematian Affan Kurniawan dijatuhi sanksi hukum seberat-beratnya. Selain itu, negara diminta memastikan peristiwa serupa tidak terulang.
Di sisi lain, Jamaluddin mengutuk keras aksi vandal dan kekerasan yang terjadi dalam demonstrasi, kemarin, Jumat (29/8) yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Ia meminta aparat keamanan segera mengambil langkah tegas terhadap pelaku perusakan fasilitas publik serta pihak yang mengganggu ketertiban sosial.
Tak lupa ia meminta mahasiswa agar menjaga ketertiban dan tidak terprovokasi melakukan tindakan vandal. Ia juga mengingatkan agar setiap pendapat disampaikan sesuai dengan koridor hukum yang berlaku.
"Semoga Allah SWT senantiasa memberi perlindungan kepada seluruh rakyat Indonesia dan memudahkan perjuangan bangsa melewati fase penting dalam perjalanan sejarahnya," demikian penutup isi maklumat Rektor Unhas.
Tulis Komentar