Foto: Ilustrasi hasil produk perikanan Budi daya. (Dok KKP)
Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bagian Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) bersama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH kembali memperkuat sinergitas. Keduanya menjalin kerja sama dalam memberikan pendampingan kehalalan di sektor perikanan budi daya.
Kolaborasi keduanya merupakan bagian dari upaya pemerintah memperkuat edukasi dan kolaborasi lintas sektor. Terlebih terdapat kekhawatiran masyarakat akan keamanan dan kehalalan produk perikanan yang beredar.
“Kehalalan dan kesehatan produk perikanan tidak bisa dipisahkan dari upaya menjaga ketahanan pangan nasional. Ini adalah bagian dari tanggung jawab moral dan profesional kita,” kata Kepala BPPSDM KP, I Nyoman Radiarta, dikutip dari siaran pers KKP, Kamis (31/7/2025).
Nyoman memandang pentingnya kesadaran atas prinsip halal dalam setiap rantai proses produk perikanan. Menurutnya, aspek kehalalan bukan hanya persoalan keagamaan, tetapi juga menyangkut bisnis, kualitas, keamanan pangan, dan kepercayaan publik.
Dia menekankan pentingnya menjadikan pemahaman titik kritis kehalalan seperti bahan pakan, penggunaan hormon dan vaksin atau suplemen, serta proses pascapanen, sebagai bagian dari kurikulum pelatihan maupun materi penyuluhan yang aplikatif dan mudah dipahami. Pendampingan terhadap proses sertifikasi halal perlu menjadi bagian dari layanan pihaknya di daerah.
Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) RI, Muhammad Aqil Irham, dalam kunjungan kerjanya ke Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Subang, menegaskan sektor budi daya perikanan memiliki peran sangat penting dalam penyediaan pangan bergizi tinggi bagi masyarakat.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa di balik potensi besar tersebut terdapat sejumlah aspek krusial yang harus dipastikan kehalalan dan kelayakannya (halalan thoyyiban). Apalagi Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.
“Ikan memang tergolong hewan halal, tetapi dalam praktik budidayanya terdapat titik-titik kritis yang perlu diwaspadai. Mulai dari sumber benih, apakah hasil rekayasa genetik, penggunaan vaksin, komposisi pakan, hormon, suplemen, hingga distribusi dan pengolahan pascapanennya,” jelasnya.
Tulis Komentar