Jakarta - Gedung Putih dibawah pemerintahan presiden baru Donald Trump, memerintahkan militer AS mencabut penangguhan pengiriman pasokan bom seberat 2.000 pon ke Israel yang diberlakukan oleh mantan Presiden AS Joe Biden. Dalam waktu dekat, Trump berjanji bakal mengirim bom yang dipesan Israel.
"Banyak barang yang dipesan dan dibayar oleh Israel, tetapi belum dikirim oleh Biden, sedang dalam perjalanan!,” tulis Trump di aplikasi media sosialnya Truth Social, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.
Sebelumnya pada Mei tahun 2024, pemerintah AS di bawah kepemimpinan Biden menangguhkan sejumlah pesana bom berat yang akan dipasok ke Israel karena khawatir bakal digunakan membunuh lebih banyak warga Palestina. Namun, Trump langsung menepis anggapan itu.
Diketahui, bom seberat 2.000 pon bisa merobek beton dan logam tebal bahkan menciptakan radius ledakan yang luas. Mengutip Reuters, Biden telah mengirim ribuan unit bom seberat 2.000 pon ke Israel usai serangan 7 Oktober 2023 oleh pasukan Hamas.
Lalu, ketika Trump ditanya alasannya mencabut penangguhan, ia menjawab singkat. “Karena mereka membelinya,” singkat Trump.
Keputusan Trump itu memperkuat dukungan AS terhadap Israel, meski Washington menghadapi tekanan global atas krisis kemanusiaan di Gaza. Kelompok hak asasi manusia telah menyerukan embargo senjata, tetapi tuntutan mereka tak membuahkan hasil.
Meski begitu, gencatan senjata di Gaza mulai berlaku pekan lalu. Sejumlah tawanan atau sandera yang ditahan oleh Hamas dan Israel telah dibebaskan.
Sebelum pelantikannya pada 20 Januari, Trump sudah memperingatkan akan ada "neraka yang harus dibayar" jika sandera yang ditahan Hamas di Gaza tak dibebaskan.
Tulis Komentar