Foto: Duta Maritim Indonesia berfoto bersama Ketua Umum terpilih Aspeksindo, Herlina. (Aspeksindo)
Jakarta - Usai Bupati Mempawah, Herlina terpilih sebagai Ketua Umum baru Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo), Duta Maritim Indonesia 2025 yang tengah mengikuti Sekolah Duta Maritim Indonesia (SDMI) Batch 4 merekomendasikan sejumlah hal penting.
Salah satunya Vyona Erlisya, duta maritim delegasi Natuna, Kepulauan Riau, yang merekomendasikan peningkatan infrastruktur pendidikan. Agar, kata dia, paradigma atau doktrin tentang ‘semua anak pesisir hanya akan jadi nelayan’ berubah.
“Menurut saya, Aspeksindo juga perlu memperjuangkan masyarakat di wilayah pesisir, termasuk pendidikan anak. Biasanya anak daerah pesisir, pendidikannya tidak diperhatikan. Ditambah mindset yang telah lama tertanam 'nanti kalau sudah besar tak perlu sekolah, karena ujungnya akan kembali bekerja di laut’,” kata Vyona, Rabu, 13 Agustus 2025 di Kantor Aspeksindo.

Bagi dia, penduduk di wilayah pesisir yang berprofesi sebagai nelayan tradisional adalah hal lumrah. Namun, pemerintah perlu memperhatikan pendidikan generasi muda pesisir agar lebih melek dengan pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Vyona menyadari, hal itu bisa terwujud jika koordinasi pemerintah daerah dan pusat berjalan lancar. Aspeksindo, kata dia, adalah lembaga yang tepat untuk menjembatani lahirnya kebijakan, termasuk prioritas pendidikan.
“Aspeksindo harus bergerak untuk mendorong pemerintah pusat memfasilitasi pendidikan anak pesisir, termasuk yang berada di zona 3T. Jadi harus konsen pada pembuatan kebijakan tepat guna,” kata dia.
“Sebagai contoh, saya dari Kepulauan Riau, Kabupaten Natuna yang jauh di ujung utara, belajar jauh dari rumah, tapi punya prinsip bahwa harus kembali untuk mengembangkan daerah saya. Pendidikan di tempat saya juga belum sepenuhnya baik dan mumpuni, jadi keluar dan pergi belajar. Semoga dengan terpilihnya ibu Erlina sebagai Ketua Umum Aspeksindo perempuan pertama yah mendukung hal ini,” tandas Vyona.
Di tempat yang sama, duta maritim asal Berau, Kalimantan Timur, Bernike Gloria Nadeak menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan pesisir dalam sektor UMKM, termasuk produk hasil olahan laut.
“Ada banyak sekali produk umkm dari Berau, tapi saya membawa satu contohnya, itu Udang Papai, udang ebi yang dikelola menjadi makanan khas Berau, dan dijadikan camilan atau lauk pauk, ini yang aku kenalkan di sini,” kata Gloria.
.jpeg)
Lebih lanjut, bagi Gloria, pemberdayaan perempuan tak cukup hanya mendukung mereka melakoni UMKM, dalam aktivitas sehari-hari. Aspeksindo, bersama dengan jejaring kepala daerah terkait, melakukan branding khusus produk UMKM agar terkenal di level nasional.
“Dengan kolaborasi, perlu ada penetapan brand, khususnya produk Udang Papai. Selain agar go nasional, juga tidak gampang diklaim oleh pihak-pihak lain,” tutur dia.
“Jadi produk Udang Papai ini dibuat menggunakan bumbu khas, dibuat menggunakan alat tradisional di rumah sederhana. Selama ini, periklanan makanan khas ini dilakukan di stand-stand bazar, jadi saya ingin berperan menaikkan citra produk ini ke level nasional, dan saya percaya jika Aspeksindo bisa menjadi saluran yang tepat,” tandas Gloria.
Tulis Komentar