maritimnewsdotco@gmail.com
Banner Iklan Maritim News

JK Soroti Kepemimpinan Nadiem Makarim: Minim Pengalaman Pendidikan dan Kunjungan ke Daerah

$rows[judul] Foto: Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla. (ANTARA FOTO)

Jakarta - Mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK) menyebut Nadiem tak memiliki latar belakang di bidang pendidikan namun tetap dipilih sebagai Mendikbudristek. JK juga menyoroti Nadiem yang jarang hadir di kantor dan belum pernah mengunjungi daerah-daerah.

Tak tanggung-tanggung, JK juga menyoroti gaya kepemimpinan Nadiem sebagai Mendikbudristek. Ia bahkan membandingkan Nadiem dengan para pemimpin pendidikan terdahulu.

"Di Belakang daripada semua pendidikan itu, ada orang 'the man behind the gun', kalau Perusahaan CEO dari daftar siapa menteri pendidikan selama ini. Pak Ki Hajar Dewantoro, orang hebat, mendirikan taman siswa. Itu cikal bakal dari prinsip pendidikan kita. Ada Pak Soemantri, ada Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, Fuad, semua orang hebat di bidang pendidikan," kata JK dalam kanal YouTube TV Parlemen yang dikutip, Ahad (8/9/2024).

JK juga menyebut Anies Rasyid Baswedan sebagai mantan Mendikbudristek yang memiliki pengalaman dalam dunia pendidikan. "Ada Pak Juwono, Pak Abdul Malik Fadjar, keduanya ahli pendidikan, juga Muhadjir, Pak Nuh dari ITS, dan Pak Anies dari Universitas Paramadina," ungkap dia.

"Ada kemudian Mas Nadiem, yang tidak punya pengalaman pendidikan, tidak pernah datang ke daerah, jarang ke kantor," terang JK.

Seperti diketahui, Nadiem tak hanya membidangi pendidikan, juga mencakup budaya, riset dan teknologi. Karena beban amanah terlalu banyak, JK mempertanyakan keseharian Nadiem yang tak biasa bekerja di kantor.

JK juga menyoroti kebijakan Mendikbudristek karena mendahulukan perencanaan anggaran ketimbang program. Ia mencontohkan perusahaan yang ia pimpin saat ini mendahulukan pengelola profesional baru bicara anggaran.

"Kayak saya punya perusahaan, yang pertama saya (cari) Dirut yang terbaik bukan berapa anggarannya, CEO-nya gimana, baru kita bicara program kemudian bicara anggaran. Anggaran kan ketiga bukan pertama, orang dulu, apa programnya, apa yang kau dicapai, baru anggaran itu. Bukan anggaran baru bikin program, bukan, terbalik, apa yang ingin anda capai," ucap dia.

Komisi X DPR Kritisi Kebijakan Nadiem Makarim

Ketua Komisi X, Syaiful Huda, menyoroti tiga masalah utama dalam dunia pendidikan yang dinilai belum mencapai hasil memuaskan selama lima tahun terakhir. Dia mengutarakan kritik itu setelah rapat anggaran bersama Nadiem di Kompleks Parlemen Senayan.

"Kita punya PR besar terkait dengan dunia pendidikan kita hari ini. Kita harus jujur menyampaikan keprihatinan yang sedalam-dalamnya, tiga dosa besar yang selama ini sudah kita maksimalkan 5 tahun terakhir, tapi jujur harus diakui belum mendapatkan hasil yang maksimal," kata Huda kepada wartawan di Jakarta, Jumat (6/9).

Bahkan, kata Syaiful, ada tren kenaikan signifikan dalam tindak kekerasan seksual dan bullying, yang meningkat dari hari ke hari. "Peristiwa terakhir di Palembang dan Bogor menunjukkan bahwa masalah ini harus menjadi perhatian serius pemerintah. Tindak bullying dan kekerasan kini menjadi perilaku endemik di kalangan peserta didik," ujar dia.

Ia menambahkan bahwa pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah dengan memperbaiki sistem pendidikan. langkah konkret yang harus diambil, kata Syaiful adalah membatasi akses peserta didik terhadap situs-situs pornografi dan kekerasan.

"Salah satu yang paling konkret dan dilakukan pemerintah saya sudah berkali-kali sampaikan adalah memproteksi peserta didik kita dengan cara peserta didik kita tidak boleh lagi begitu mudah bisa mengakses situs-situs pornografi dan situs-situs kekerasan," beber dia.

"Ini PR kita dan apakah mungkin, sangat mungkin kita minta pemerintah melakukan pembatasan ini. Ini sungguh betul. Karena yang kita dapati, peristiwa tindak kekerasan di Palembang anak-anak yang masih umur 13, 12, dan 16 tahun itu, empat anak itu di hp nya cukup tertera jelas, mereka begitu mudah bisa mengakses aksi pornografi di hp-nya masing-masing," lanjut Syaiful.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)