maritimnewsdotco@gmail.com
Banner Iklan Maritim News

MDM Bantaeng Tancap Gas Siapkan Penceramah Ramadhan 2025, MUI dan DPRD Dukung Penuh

$rows[judul] Foto: Pembukaan Pelatihan Da'i oleh MDM Bantaeng. (Agus Umar Dani/Maritim.news)

Bantaeng - Majelis Da'i Muda (MDM) Bantaeng, Sulawesi Selatan menggelar Training Da'i di Masjid Pondok Pesantren Riyadus Shalihin Paradayya, Bantaeng, Sabtu, 28 Desember 2024. Kegiatan itu bertujuan untuk menyiapkan puluhan da’i untuk mengisi ceramah pada masjid-masjid di Bantaeng pada Ramadhan tahun 2025 mendatang.

Training Da’i itu mengangkat tema ‘Yang Muda Berdakwah’, dan mendapat dukungan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bantaeng serta salah satu anggota Komisi A DPRD Bantaeng, Suardi Sr. Sebagaimana diketahui, Komisi A DPRD Bantaeng menaungi sejumlah bidang, termasuk kegiatan keagamaan seperti Pelatihan Da’i tersebut.

Salam sambutannya, Ketua MDM Bantaeng, Kaharuddin Mansyur menyebut kegiatan itu didasari niat tulus untuk memberi maslahat kepada masyarakat Bantaeng. Karenanya, peserta kegiatan itu berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari santri, aktivis organisasi keIslaman, dan sejumlah pebelajar agama.

“MDM tak pernah main-main saat pelatihan da'i. Setelah pelatihan, peserta akan dikawal hingga penugasan menjadi da'i saat ramadhan. Pelatihan selama dua hari ini adalah penyadaran, memompa semangat, agar kita sadar bahwa kita adalah da'i yang punya tugas mulia menyebarkan risalah Islam ke tengah-tengah masyarakat,” ujar Kahar.

Setelah Kahar, panitia pelaksana memberi kesempatan kepada Suardi Sr untuk menyampaikan sambutan kedua. Menurut Suardi, MDM sejak awal berdirinya, telah terbukti melakukan pembinaan da’i di Bantaeng.

“Begitu banyak komunitas keagamaan, tapi MDM ini termasuk yang paling konsisten membina da'i, hampir setiap saat. Pesertanya juga cukup beragam, pelajar di sekolah umum, santri, hingga aktivis organisasi,” kata suardi.

Karena itu, kehadirannya di tempat itu adalah instrumen kuat dukungan legislator terhadap kegiatan keagamaan di Bantaeng. Selain itu, ia juga memaparkan pengalamannya saat reses di Kelurahan Onto, bahwa salah satu keluhan yang diterima adalah menurunnya semangat anak muda mengurusi masjid.

“Insyaallah MDM punya potensi menjadi mitra Komisi A dalam menyiapkan da'i, khususnya menjelang Ramadhan. Karena kami menyadari betul, di sejumlah daerah, termasuk wilayah kami di Onto, sangat membutuhkan da'i, minimal perwakilan tiap masjid ada,” pinta Suardi.

Karena itu, ia mengharapkan Pelatihan Da’i oleh MDM dilakukan secara bergiliran di tiap daerah. Suardi juga membuka peluang kepada MDM untuk mengadakan kegiatan serupa di Kecamatan Bantaeng, khususnya di Kelurahan Onto.

“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya, Insyaallah kalau nanti masih mau mengadakan Pelatihan Da’i menjelang Ramadhan, kami fasilitasi,” tegas dia.

“Minta didoakan supaya panjang umur, mengalir rezeki agar bisa lebih banyak berkontribusi dan memberi bantuan. Ini juga menjadi amal bakti bagi kami,” tambah Suardi.

Di tempat yang sama, Sekretaris MUI Bantaeng, Hasanuddin Arasy mengapresiasi langkah MDM menjelang Ramadhan yang hanya tinggal menghitung bulan. Sebagai lembaga dakwah, Hasan menyebut MUI bertanggungjawab mengawal setiap kegiatan pembinaan spiritual yang digelar oleh organisasi atau komunitas keagamaan.

Karena itu, ia menitipkan tiga pesan penting kepada peserta Pelatihan sebagai bekal penting menjadi da’i yang berkompeten.

Pertama, kata Hasan adalah  menguasai diri. “Jangan semau-maunya, kepala kita ini banyak isinya, karena diisi dengan banyak hal. Da’i kan kebiasaannya membaca buku dan berdiskusi, tapi tidak semua yang kita tahu bisa disampaikan begitu saja saat kita berada diatas mimbar, makanya hati perlu menjadi rem,” ujar dia.

Kedua, Hasan menekankan kepada para peserta untuk menguasai materi yang hendak disampaikan kepada masyarakat.

“Makanya penting bagi kita banyak membaca dan berdiskusi, karena masyarakat punya banyak pertanyaan seputar agama. Makanya penting da'i itu mempersiapkan yang ingin disampaikan, jangan tiba masa tiba akal. Tidak belajar, nanti naik di mimbar baru memikirkan apa yang harus disampaikan, hindari hal demikian,” pinta dia.

Terakhir, yang paling penting menurut Hasan adalah da’i harus menguasai medan. “Saya mengingatkan kepada diri saya dan kita semua, sampaikanlah bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat setempat, termasuk memahami watak masyarakat yang menjadi objek dakwah kita,” kata dia.

Hasan sendiri percaya kepada MDM Bantaeng memiliki metode yang unik dalam membina da’i. Sehingga ia tak begitu khawatir dengan output pesertanya nanti.

Setelah sambutan, Hasan mengajak peserta majelis bersama-sama mengucap basmalah, tanda kegiatan telah dibuka dengan resmi. Diketahui, kegiatan itu akan berlangsung selama dua hari dan satu malam.

Meski terbilang singkat, MDM Bantaeng telah menyiapkan tindak lanjut kegiatan. Menurut Kaharuddin, pertemuan rutin dan pembinaan lanjutan akan dilaksanakan setelah pelatihan hingga memasuki bulan Ramadhan.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)