Makassar - Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PD PM) Kota Makassar dan Gowa menyatakan keprihatinan terhadap aktivitas sejumlah orang tak dikenal (OTK) menyatroni kampus di Makassar dalam beberapa waktu terakhir, yang diduga mencari salah satu anggota Organisasi Daerah (Organda) Ikatan Mahasiswa Indonesia Luwu (IPMIL). Menurut Ketua PD PM Kota Makassar, Muhammad Fauzan, kota Makassar adalah pusat pendidikan di Indonesia Timur, yang nama besarnya harus dijaga oleh semua unsur, terkhusus mahasiswa sebagai entitas intelektual.
“Makassar adalah kota toleran, pusat pendidikan di kawasan Timur Indonesia dan juga ibu kota Provinsi Sulsel. Banyak sekali kampus, intelektualitas dan pergerakan mahasiswa tidak boleh tercoreng oleh benturan antar kelompok atau Organda. Persaudaraan dan budaya adalah prioritas dalam menyikapi hal ini,” kata Fauzan usai menggelar pertemuan dengan PD PM Gowa, di Kantor Kementerian Agama Gowa, Sabtu, 26 Juli 2025.
Fauzan sendiri tak menampik jika polemik seperti itu bukanlah hal baru. Hanya saja, di era informasi ini, kata dia, setiap orang harus menjaga diri dan tidak terprovokasi oleh seliweran informasi di sosial media (sosmed).
“Setiap orang di Makassar harus menahan diri dan tidak terprovokasi dengan pamflet-pamflet di sosmed,” pinta Fauzan.
Di tempat yang sama, Ketua Pemuda PD PM Gowa, Arifuddin Abbas mengusulkan kepada pihak yang sedang bertikai agar mengedepankan dialog dalam penyelesaian masalah.
“Mari kita kembali ke nilai budaya kita. Sipakainge, saling mengingatkan. Jangan biarkan emosi sesaat menghancurkan masa depan dan persaudaraan kita di tanah ini,” tutur Abbas.
Bagi Abbas, Pemuda Muhammadiyah Makassar dan Gowa bersikap sebagai bagian yang harus menjaga ketertiban sosial. Lagi pula, kata Abbas, ada banyak kampus di Makassar dan Gowa, yang mahasiswa berasal dari berbagai daerah, termasuk yang sedang terlibat konflik.
“Kami siap menjadi bagian yang menjaga daerah agar tetap kondusif, semoga masalah ini tidak berlarut,” kata Abbas.
Selain itu, Abbas juga meminta kepada kelompok terkait agar memercayakan penyelesaian masalah itu kepada polisi sebagai pihak yang bertanggungjawab menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Kami minta pihak berwajib bekerja maksimal, sebab jika berlarut, keamanan mahasiswa yang tak terlibat pun bisa terancam. Polisi harus mengambil langkah cepat dan tegas, mediasi kedunya, tindak tegas pelaku sesuai dengan aturan yang ada,” tutur Abbas.
Tulis Komentar