maritimnewsdotco@gmail.com
Banner Iklan Maritim News

Pernyataan Presiden RI Soal Solusi Palestina Israel Mengecewakan

$rows[judul] Foto: Ihsan (Ketua Komunitas Mamuju Untuk Palestina)

*Oleh Ihsan (Ketua Komunitas Mamuju Untuk Palestina)

Mamuju - Sebagai seorang warga negara Indonesia, kita merasa perlu untuk menyampaikan interupsi terkait pidato Prabowo yang disampaikan dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) soal solusi dua negara untuk Palestina dan Israel, di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025) waktu setempat.

Pernyataan Presiden dalam Pidato tersebut terkesan menunjukkan keberpihakan terhadap Israel. Meskipun kita menghormati jabatan Presiden dan menyadari kompleksitas isu Timur Tengah, kita tentu merasa sangat kecewa dengan pernyataan tersebut.

Pertama, pernyataan ini seolah mengabaikan sejarah panjang konflik Israel-Palestina, di mana rakyat Palestina telah menjadi korban pendudukan selama puluhan tahun. Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, Indonesia seharusnya berdiri tegak membela hak-hak mereka yang tertindas, bukan malah memberikan angin segar kepada pihak yang melakukan penindasan.

Kedua, pernyataan ini bertentangan dengan amanat konstitusi yang secara jelas menentang segala bentuk penjajahan. Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina adalah bagian tak terpisahkan dari identitas nasional kita. Dengan memberikan kesan mendukung Israel, presiden seolah mengkhianati nilai-nilai luhur yang telah ditanamkan oleh para pendiri bangsa.

Ketiga, pernyataan ini berpotensi merusak citra Indonesia di mata dunia internasional, khususnya di kalangan negara-negara Muslim dan negara-negara berkembang yang selama ini pro terhadap perjuangan Palestina. Indonesia dikenal sebagai negara yang aktif memperjuangkan perdamaian dunia dan membela hak-hak asasi manusia. Pernyataan presiden ini dapat menimbulkan keraguan terhadap komitmen kita terhadap nilai-nilai tersebut.

Tentu saja, kita menyadari bahwa hubungan internasional adalah hal yang kompleks dan membutuhkan keseimbangan. Namun, dalam isu Israel-Palestina, kita tidak bisa bersikap netral. Kita harus berpihak pada keadilan, pada kemanusiaan, dan pada hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri.

Saya berharap presiden dapat mempertimbangkan kembali pernyataannya dan mengambil sikap yang lebih tegas dalam membela hak-hak rakyat Palestina. Sebagai warga negara, kita memiliki hak untuk menyampaikan kritik dan opini demi perbaikan bangsa dan negara.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)