maritimnewsdotco@gmail.com
Banner Iklan Maritim News

Presiden Filipina Marcos Jr Minta Seluruh Sekretaris Kabinetnya Mundur

$rows[judul] Foto: Presiden Pilifina Marcos Jr. (ANTARA FOTO)

Jakarta - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, yang juga dikenal sebagai Bongbong Marcos, meminta seluruh sekretaris kabinetnya untuk mengajukan pengunduran diri. Marcos memberi sinyal akan melakukan perombakan besar dalam pemerintahannya setelah pemilu.

"Ini bukan bisnis seperti biasa, masyarakat telah berbicara dan mereka mengharapkan hasil, bukan politik, bukan alasan. Kami mendengar mereka dan kami akan bertindak," kata Marcos dalam pernyataan pemerintah sebagaimana dilansir Associated Press (AP) Sabtu, 24 Mei 2025.

Marcos menyerukan "pengunduran diri semua sekretaris Kabinet sebagai langkah tegas untuk mengkalibrasi ulang pemerintahannya menyusul hasil pemilu baru-baru ini," kata pernyataan pemerintah Filipina.

Setidaknya ada 21 sekretaris Kabinet yang dipimpin oleh Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin segera mengajukan pengunduran diri. Mereka menyatakan kesiapan untuk mundur.

"Ini bukan tentang kepribadian, ini tentang kinerja, keselarasan, dan urgensi. Mereka yang telah memberikan dan terus memberikan akan diakui. Namun, kita tidak boleh berpuas diri. Waktu zona nyaman sudah berakhir," ungkap dia.

Meski begitu, pemerintah Filipina memastikan layanan pemerintah tidak akan terganggu selama transisi. Menurut Marcos perombakan besar yang dilakukan pemerintah ini menandakan fase baru yakni lebih tajam, lebih cepat, dan sepenuhnya akan berfokus pada kebutuhan rakyat yang paling membutuhkan.

Diketahui, lima dari 12 kursi Senat yang diperebutkan dalam pemilihan paruh waktu dimenangkan oleh sekutu Sara Duterte atau ayahnya, mantan Presiden Rodrigo Duterte.

Sementara, kandidat senator yang didukung Marcos memenangkan lima kursi Senat sementara dua kursi lainnya secara tak terduga dimenangkan oleh dua demokrat liberal yang terkait dengan mendiang mantan Presiden Benigno Aquino III, yang keluarganya telah lama berselisih dengan keluarga Marcos.

Pemungutan suara untuk setengah dari 24 anggota Senat sangat penting karena badan pemerintah akan mengadakan sidang pemakzulan untuk Sara Duterte pada bulan Juli atas tuduhan kriminal, termasuk korupsi dan ancaman publik untuk membunuh Marcos, istrinya, dan Ketua DPR Martin Romualdez.

Ancaman tersebut dilontarkan dalam konferensi pers daring pada November lalu, namun Sara Duterte kemudian membantah secara samar bahwa dia berniat membunuh presiden.

Sebagian besar kursi di DPR dimenangkan oleh kandidat yang bersekutu dengan Marcos dan sepupunya, Romualdez, dalam pemilihan umum 12 Mei. Banyak orang menganggap ini sebagai acuan untuk Pilpres Filipina yang akan datang pada tahun 2028.

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)