Makassar - Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan (Sulsel), Jabal Rakhmat menyoroti kericuhan para pendukung paslon di sekitaran lokasi debat terbuka perdana Pilkada Bantaeng 2024 yang digelar di Kota Makassar. Menurutnya, insiden tersebut mencoreng nama baik Bantaeng di mata publik.
Debat terbuka Pilkada Bantaeng digelar di Hotel Novotel Makassar Grand Shayla, Jl. Chairil Anwar, Ujung Pandang, Makassar, Sulsel, Sabtu (26/10/2024) malam. Padahal, kata Jabal, Lokasi itu dipilih KPU demi alasan keamanan, namun tak sesuai harapan.
“Sangat disayangkan yah polemik yang terjadi ricuh di kampung orang di lokasi debat semalam. Dalil KPU Bantaeng menempatkan lokasi debat di Kota Makassar adalah demi keamanan dan kondusifitas debat kandidat. Namun dalam prosesnya hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, bikin malu karena sekalipun lokasinya diluar kabupaten Bantaeng kerusuhan itu tetap terjadi,” kata Jabal saat dikonfirmasi Maritim.news, Ahad (27/10).
Jabal menyebut insiden itu menjadi bahan evaluasi bagi aparat kepolisian agar tak terulang di debat selanjutnya. “Peristiwa ricuh semalam juga menjadi PR bagi pihak aparat keamanan agar lebih siap siaga dan lihai lagi melihat potensi, supaya bisa dicegah sebelum terjadinya kerusuhan,” ungkap dia.
Meski begitu, Jabal tak mempersoalkan lokasi debat digelar di luar Bantaeng. Namun, jika KPU nantinya memutuskan lokasi debat di Bantaeng, ia meminta petugas keamanan ditingkatkan.
“Soal lokasi debatnya, mau ditempatkan di Makassar atau pun di Bantaeng itu tidak jadi soal, tetapi apabila mau ditempatkan di Bantaeng maka itu harus di back up oleh aparat keamanan dua kali lipat dari sebelumnya di Makassar,” ujar dia.
Ia juga melayangkan permintaan persamaan perspektif kepada KPU Bantaeng terkait pengosongan area luar arena debat dari pendukung paslon untuk mencegah potensi konflik. Menurutnya, area tersebut menjadi titik krusial yang rawan terjadi benturan antar pendukung.
“Dan dengan catatan bahwa apa yang telah ditetapkan oleh KPU Bantaeng semisal 75 orang setiap paslon maka itu yang harus datang dan masuk ruangan. Yang di luar ruangan itu tidak ada selain aparat keamanan, itupun kalau ada pendukung paslon yang mau datang harus diusir karena disitu titik krusial terjadinya benturan antar pendukung” tandas Jabal.
Diberitakan sebelumnya, Komisioner KPU Bantaeng, Aspar Ramli mengklaim debat pertama itu berlangsung kondusif. Meskipun ia tak mengenyampingkan keributan kecil yang sempat terjadi di luar ruangan debat.
“Alhamdulillah, pelaksanaan debat ini berlangsung kondusif tanpa persoalan. Soal kericuhan, kami tidak melihat itu, tapi kami akan berkoordinasi kepada pihak keamanan. Tapi kata salah satu anggota kepolisian itu sudah selesai. Tentu dalam momen Pilkada begini ada gesekan-gesekan, tapi masyarakat mohon untuk tetap tenang,” kata Aspar.
Tulis Komentar