Makassar - Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar berhasil mengangkat salah satu tradisi budaya Bugis: Maccera Arajang, sebagai media pembelajaran inovatif untuk meningkatkan critical thinking siswa melalui pendekatan etnofisika berbasis digital.
Bertajuk "Maccera Arajang: Eksplorasi Etnofisika Budaya sebagai Media Pengembangan Critical Thinking Berbasis Digital”, program ini dikembangkan oleh tim mahasiswa atas nama Nur Afika, Sartika dan Nur Naila Syam yang terdiri dari lintas disiplin ilmu. Sementara itu, dosen pendamping dan pembimbing berasal dari Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bernama Nurazmi.
Diketahui, Maccera Arajang merupakan upacara adat penyucian benda pusaka kerajaan Bugis yang sarat makna spiritual dan nilai budaya. Uniknya, dalam prosesi tersebut terdapat banyak fenomena fisika, seperti gaya gravitasi, keseimbangan benda, energi potensial dan kinetik, serta interaksi gaya saat benda pusaka diturunkan dari tempat tinggi. Inilah yang menjadi dasar pengembangan media pembelajaran digital yang tidak hanya kontekstual, tetapi juga mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa.
“Kami ingin membawa budaya lokal lebih dekat ke dalam dunia pendidikan, khususnya sains. Lewat pendekatan etnofisika, siswa diajak memahami fisika tidak sekadar rumus, tapi juga melalui tradisi mereka sendiri,” ujar Nur Afika selaku ketua tim PKM, Selasa, 30 Juli 2025.
TIM PKM bakal melaksanakan kegiatan itu di SMK Negeri 3 Wajo, lokasi yang juga menjadi pusat pelestarian budaya Maccera Arajang. Proyek ini melibatkan pembuatan video edukatif, instrumen pembelajaran, dan evaluasi pre-post test untuk mengukur dampak pembelajaran terhadap peningkatan pemahaman siswa.
Disisi lain, Nur Afika menyebut program itu juga merupakan bagian dari implementasi SDGs poin 4 (Pendidikan Berkualitas) dan mendukung merdeka belajar yang berbasis potensi lokal.
“Dengan semangat inovasi dan pelestarian budaya, kami berharap metode ini dapat direplikasi di daerah lain yang juga kaya tradisi,” tandas dia.
Tulis Komentar