maritimnewsdotco@gmail.com
Banner Iklan Maritim News

Tersangka Sindikat Uang Palsu di Kampus UINAM Makassar Bertambah, ASS Pelaku Utama

$rows[judul] Foto: Press Release Polda Sulsel dan Polres Gowa soal sindikat uang palsu di UIN Alauddin Makassar. (Muhammad Habib Harun/Maritim.news)

Makassar - Pengusaha ternama Sulawesi Selatan (Sulsel) Annar Salahuddin Sampetoding (ASS), resmi ditetapkan sebagai tersangka utama kasus sindikat uang palsu yang diproduksi di Kampus II Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), di Gowa. Penetapan ini menambah total tersangka dalam kasus tersebut menjadi 18 orang.

Annar diduga menjadi otak di balik kasus ini dengan berperan sebagai pencetus ide sekaligus pemberi modal untuk produksi uang palsu. Mesin cetak uang palsu dilaporkan berhasil masuk ke lingkungan kampus UINAM melalui kerja sama antara ASS dan Kepala Perpustakaan UINAM, Andi Ibrahim.

“Otak pelaku adalah ASS awal di mana mengutarakan yang bersangkutan adalah pertama pemberi ide, kemudian yang ikut modalin, kemudian ikut membeli mesin. Kemudian pemberi perintah,” kata Dirkrimsus Polda Sulsel Kombes Dedi Supriyadi kepada wartawan saat konferensi pers, di Mapolda Sulsel, Senin (30/12/2024).

Dedi mengungkapkan bahwa alur perkara dan peran masing-masing tersangka kasus uang palsu telah diketahui. Hingga kini, penyelidikan masih terus berlanjut.

“Terhitung kemarin alurnya sudah kita tahu semua dan peran-perannya sudah lengkap,” ujar dia.

Dedi juga menjelaskan bahwa Annar batal ditahan karena sedang menjalani perawatan medis. Keputusan tersebut kata dia sudah sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

Annar kini menjalani rawat inap di RS Bhayangkara didampingi keluarganya. Selama pembantaran di rumah sakit, Annar dikawal aparat kepolisian yang berjaga selama 24 jam.

“Kemudian jika pun tersangka ditahan tidak diasingkan karena alasan sakit. Ada pernyataan dokter polisi dan umum sehingga harus dibantarkan,” terang dia.

Polisi Sebut Uang Palsu Made In UINAM Berkualitas Tinggi

Sementara Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono mengaku uang palsu yang diproduksi di Kampus II UINAM memiliki kualitas tinggi hingga mendekati sempurna. Tingginya kualitas tersebut membuat uang palsu tersebut kini tidak lagi dapat dikendalikan.

“Memang hampir sempurna. Kemarin habis press rilis juga, dipakai ultraviolet itu ada tanda air. Itu yang bagi masyarakat yang awam mungkin, wah, ini beneran padahal sebenarnya itu uang palsu,” ucap Yudhiawan di Mapolda Sulsel, Senin (30/12).

“Kita sampaikan kepada masyarakat karena uang dicetak ini dari tahun 2022, sekarang 2024 dan sudah mau 2025. Uang (palsu) yang beredar ini kita sudah tidak bisa dikendalikan lagi dan kalau ditemukan di lapangan ya tidak bisa ditukar, karena uang palsu," tambah dia .

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)